Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 30; Kisah Para Rasul 2; Keluaran 9-10
Berapa kali Anda mendengar kata "dia sih!" baik yang diucapkan diri sendiri atau orang lain dengan segala makna dan tujuannya. Bila kata "dia sih" berdiri sendiri, akan banyak penafsiran sesuai pengalaman pribadi. Mari kita renungkan perbedaan kata "dia sih!" dan "Dia sih!"
"dia sih!" bermakna dia salah dan aku yang benar, dialah yang menjadikan suasana rusak, dia yang menghambat banyak hal. Sebuah metode pengkambinghitaman yang sangat memuaskan diri sendiri dan menganggap apa yang keluar dari pemikirannya benar, dan semua yang ada pada pemikiran orang lain salah. Kata "dia sih" lama-lama menjadi sangat terlatih dan berujung pada sikap pukul rata, semua orang salah dan hanya saya yang benar, sampai-sampai "Dia" yang tidak bercacat, ikut dianggap tidak beda dengan "dia".
Metode menghakimi dan pembenaran diri hanya akan menjurus pada kata "dia sih!" dan "Dia sih!". Allah tidak pendendam dan tidak akan melakukan pembalasan, justru melakukan hal sebaliknya dan berkata: kamu "di asih" (di tengah-tengah kata "di asih" hadir "K" yaitu Kristus sebagai wujud kasih dan pendekatannya dan kita "di Kasih-i" oleh-Nya. Seburuk apapun kita Ia tidak pernah memalingkan wajah-Nya, sebuah kontradiksi yang luar biasa antara sifat kita dan sifat Allah.
Suka menyalahkan jangan dijadikan satu kebiasaan, coba evaluasi diri Anda terlebih dahulu.